Setelah sekian lama pingin banget main ke Omah Kayu, akhirnya kesampaian juga kesana. Sayangnya sore itu, hujan yang mengguyur kawasan Omah Kayu cukup deras. Kami gak ada satupun yang membawa payung, jadi foto – fotonya terbatas deh. Langsung aja ke reviewnya ya..
Omah kayu
adalah penginapan unik yang berdiri kokoh diantara pepohonan yang tumbuh subur di
area lereng perbukitan. Omah Kayu berada pada ketinggian 1.340 mdpl. Omah Kayu letaknya
bersebelahan dengan Paralayang Gunung Banyak, Batu (disebut juga dengan Bukit Bintang).
Pengunjung yang berkunjung kesini biasanya membeli tiket terusan. Setelah
berkunjung ke Omah Kayu lanjut ke Paralayang, demikian pula sebaliknya.
Saat memasuki tempat wisata ini
setidaknya ada dua tiket yang harus dibayar. Tiket masuk Wisata Gunung Banyak
Rp 5.000 per orang, tiket masuk Omah Kayu Rp 5.000 per orang. Tiket parkir
motor Rp 5.000, tiket parkir mobil Rp 10.000.
Mulai dari
pintu masuk Omah Kayu, kita akan disambut dengan dingklik kayu (kursi pendek). Dingklik
tersebut dapat anda gunakan sebagai tempat singgah, sambil menikmati
pemandangan sekitar. Hamparan hijau lembah, sawah dan view kota Malang dari atas menjadi magnet tersendiri bagi
pengunjung yang datang. Jalan yang dilalui berupa perpaduan antara tanah, akar
– akar pepohonan dan bebatuan alam, dengan alur yang cukup curam. Saran saya,
gunakanlah sepatu kets atau sepatu gunung
yang memiliki banyak alur. Sehingga memudahkan anda saat berjalan dari satu unit
omah ke unit yang lainnya.
Omah Kayu
sudah buka untuk umum sejak tahun 2014 silam. Taglinenya “Not Just Tree House”. Kayu Eukaliptus, Kasuarina dan Pinus dipilih
sebagai bahan baku utama dalam pembangunan penginapan. Sehingga bahan bangunan Omah
Kayu sangat kuat dan berkualitas. Walaupun terbuat dari kayu, arsitektur
bangunan sangat rapat. Sehingga anda akan tetap merasa hangat di dalam
penginapan tersebut, meskipun udara dingin dan hembusan angin diluar cukup
kencang.
Terdapat
enam unit penginapan yang dapat anda sewa. Masing – masing unit memiliki ukuran
kamar 3 meter x 2 meter x 2 meter. Satu kamar dapat ditempati 2 – 3 orang tamu.
Tiap kamar dilengkapi dengan 1 unit tempat tidur, 2 bantal, selimut, serta
perlengkapan makan dan minum. Tiap unit dilengkapi dengan balkon. Hal tersebut
memungkinkan anda untuk melihat indahnya sunrise
maupun sunset. Tersedia 2 unit kamar
mandi umum diluar ruangan, yang dilengkapi dengan air hangat.
Setiap tamu
yang menginap disini akan diberi 2 bibit pohon yang wajib ditanam sebelum check out. Hal tersebut untuk
menumbuhkan rasa cinta pada lingkungan dan mengajak pengunjung untuk turut
serta dalam menjaga kelestarian alam. Bila anda ingin menginap, harga sewa satu
kabin omah kayu Rp 350.000 per malam (weekday),
Rp 450.000 per malam (peekseason/weekend).
Reservasi penginapan di Omah Kayu, dapat dilakukan setidaknya satu minggu
sebelumnya.
Ada
beberapa spot foto terfavorit yang
sayang untuk dilewatkan disini. Spot
foto pertama 6 unit yang disewakan sebagai tempat penginapan pengunjung. Bila
tidak ditempati, biasanya kamar terkunci. Tapi pengunjung tetap dapat berfoto
sambil menikmati pemandangan alam dari balkon penginapan. Background foto cukup beragam. Anda dapat menjadikan balkon, hutan pinus,
pegunungan Batu sebagai background
foto anda.
Spot ini menggunakan sistem antrian, mengingat ukuran balkon yang
terbatas bila dibandingkan dengan banyaknya jumlah pengunjung yang datang. Setiap
unit memiliki batas tampung berkisar antara 3 – 6 orang. Saat kunjungan sedang
membludak, tiap pengunjung dibatasi waktu kunjungannya 10 menit per unit Omah
Kayu. Perhatikan jumlah pengunjung, agar jumlahnya tidak melebihi kapasitas. Sehingga
papan teras tidak patah ataupun roboh.
Spot foto kedua adalah sebuah rumah
dengan atap segitiga, yang memiliki pintu tepat di bagian tengah rumah. Lokasinya
terpisah dari 6 unit Omah Kayu yang disewakan. Spot ketiga terdapat di lereng bukit. Spot foto berupa papan kayu berukuran sekitar 1,5 meter x 1,5
meter, yang dapat dinaiki oleh dua orang. Spot
terbaru, anda dapat berfoto diatas hammock,
berani…?
Untuk
pengunjung yang tidak menginap di Omah Kayu, batas waktu kunjungan hingga pukul
17.00 WIB. Area Omah Kayu cukup luas. Jadi pastikan anda datang setidaknya 3 jam
sebelumnya agar dapat menikmati pemandangan diseluruh area Omah Kayu.
Perut
keconcongan setelah puas jalan – jalan di Omah Kayu? Warung – warung makan disekitar
Paralayang dapat anda jadikan jujugan untuk mengisi perut anda. Kebanyakan warung
makan menyajikan aneka hidangan khas Malang. Harga yang ditawarkan cukup terjangkau.
Harga makanan berat mulai dari Rp 10.000, sedangkan minuman mulai dari Rp
5.000.
Sekian review kali ini, baca juga review
tentang Paralayang, Batu di link
berikut:
- Debora
Komentar
Posting Komentar