Di kota Malang ada even tahunan yang dinamakan Malang Tempoe Doeloe (MTD). Acara tersebut mengusung konsep kota Malang di masa yang lampau. Mulai dari jajanan pasar, mainan, hingga berbagai potret Malang tempo dulu dapat anda temukan disini. Acara ini biasanya diadakan setahun sekali pada bulan Mei. Walaupun memiliki nama yang hampir serupa, Museum ini bukan termasuk dalam rangkaian acara MTD. Museum Malang Tempo Doeloe dapat anda kunjungi setiap hari pada pukul 08.00 – 17.00 WIB. Museum ini terletak di Jalan Gajahmada, Kiduldalem, Klojen, Malang. Lokasinya berada di belakang kawasan balaikota Malang, di sebelah Rumah Makan Inggil.
Walaupun
museum ini sudah diresmikan sejak 22 Oktober 2012, belum banyak traveller yang mengetahui keberadaan museum
ini. Hal tersebut membuat saya tertarik untuk mereview Museum Malang Tempo
Doeloe. Untuk pelajar, harga tiket masuk Rp 10.000,- per orang, Rp 15.000,-
untuk warga Malang, Rp 25.000,- untuk umum. Bila ingin mengunjungi tempat ini
dengan menggunakan angkutan umum dari Terminal Arjosari, gunakanlah angkutan
umum dengan kode AL atau ADL.
Atas seizin
pemerintah, Dwi selaku pemilik museum merenovasi rumah kuno seluas 1000 meter
persegi menjadi Museum Malang Tempo Doeloe. Museum ini memiliki 20 ruangan.
Setiap ruangannya menceritakan sejarah kota Malang dengan mengusung tema yang
berbeda. Museum dengan dominasi warna orange ini, memberikan gambaran
bahwasanya Malang dulunya merupakan danau dan lautan.
Pertama
kali menginjakan kaki di Museum ini, anda akan disambut dengan berbagai macam
benda purbakala. Anda dapat menjumpai berbagai macam arca, fosil, tanduk kerbau
purba, keris, prasasti dan koleksi buku – buku berumur ratusan tahun. Terdapat
pula koleksi patung kuno seperti patung naga berkepala wanita, patung ganesha
dan dwarapala.
Hal yang
paling saya sukai di museum ini adalah, tangga menuju ruang bawah tanah. Tangga
tersebut tampak sudah tua, namun masih sangat kokoh dan dapat digunakan untuk
spot berfoto. Atap ruangan bawah tanah tersebut terbuat dari kaca yang sangat
tebal. Di ruangan tersebut terdapat beberapa patung arkeolog yang sedang
menggali. Patung – patung lilin tersebut dibuat semirip mungkin dengan manusia.
Lihat deh foto salah seorang temenku yang sedang berfoto bersama patung –
patung tersebut. Dapatkah anda membedakan antara teman saya dan patungnya?
Di rute selanjutnya,
anda akan dibawa mengelilingi berbagai kerajaan di Malang. Kerajaan - kerajaan tersebut
meliputi kerajaan Kanjuruhan, Mataram kuno, Singasari, pertapaan Ken Arok, Majapahit,
dan Benteng Malang. Selanjutnya, naiklah ke lantai dua. Disana, anda dapat
menyaksikan rentetan foto walikota Malang sejak zaman Belanda hingga sekarang.
Setelah
itu, anda akan diantar ke zaman revolusi pada tahun 1945 – 1949. Disini, anda
dapat berfoto dengan patung lilin mantan presiden Ir Soekarno. Anda juga dapat
merasakan perjuangan bangsa Indonesia dalam kongres komite nasional Indonesia
pusat di Gedung Rakjat. Beberapa bagian ruangan juga di dekorasi untuk
menggambarkan pendudukan bangsa Jepang di Indonesia. Nuansanya Jepang banget. Bagi
para Wibu, tempat ini cocok banget untuk spot selfie.
Di rute
terakhir, anda akan diajak mengunjungi kota Malang masa kini. Disini anda dapat
berfoto dengan berbagai pernak – pernik khas Malang seperti topeng Malangan, sepeda
ontel, lengkap dengan baju adat khas
Malang. Terdapat pula jajanan pasar imitasi dan mainan khas Malang. Pengunjung
juga dapat menyaksikan film docudrama di ruangan kaleidoskop, yang mengisahkan
tentang sejarah kota Malang. Sayangnya saat saya mengunjungi tempat itu, saya
sudah kesorean, sehingga tidak dapat menyaksikan film tersebut.
Bagi anda
yang ingin mengunjungi museum ini, saran saya gunakanlah pakaian berwarna putih
atau pastel (kuning muda, hijau muda, biru muda, pink) sehingga anda dapat terlihat lebih eyecathching di foto.
- Debora
Komentar
Posting Komentar