Bila mengunjungi kota lunpia tak lengkap rasanya bila tidak singgah ke Lawang Sewu. Lawang Sewu merupakan gedung tua bersejarah, ikon kota Semarang yang sangat legendaris. Lawang Sewu sudah berdiri sejak tahun 1904. Lawang Sewu terletak di sisi timur Jalan Tugu Muda, Semarang.
Lawang Sewu
sempat dipugar pada tahun 2011. Pemugaran dilakukan dengan pengecetan dinding
dan perbaikan bagian gedung yang sudah usang, namun tetap mempertahankan
karakter gedung ini. Harga tiket untuk orang dewasa Rp 10.000,- dan Rp
5.000,- untuk anak – anak. Harga tiket masuk
ke ruang bawah tanah Rp 30.000,- per orang. Lawang Sewu buka setiap hari pukul
06.00 – 18.00.
Bangunan karya
arsitek Belanda Prof Jacob F Klinkhamer dan BJ Queendag ini memiliki gaya
arsitektur art deco yang unik dan eyecatching. Hampir seluruh bahan bagunan
Lawang Sewu diimport dari Eropa, kecuali batu alam, batu bata dan kayu jati. Meskipun
anda belum pernah mengunjungi tempat ini, akan sangat mudah menemukan bangunan
Lawang Sewu. Banyak wisatawan yang mengabadikan momen dengan berselfie, foto
prewedding hingga adu nyali ditempat ini.
Lawang sewu
diambil dari bahasa Jawa yang artinya seribu pintu. Benarkah pintu di Lawang
Sewu sebanyak itu? Menurut guide Lawang Sewu lubang pintunya berjumlah 429
buah, dan daun pintunya berjumlah lebih dari 1200. Ada pintu yang memiliki dua
daun pintu, ada pula yang empat. Ditambah lagi daun pintu yang sliding (pintu
geser). Menurut sejarah, para arsitek Lawang Sewu membuat pintu dengan jumlah yang
sangat banyak karena di sesuaikan dengan iklim tropis kota Semarang.
Lawang Sewu
dulu digunakan untuk kantor pusat perusahaan kereta api Nederlandsch Indishe
Spoorweg Naatschappij (NIS). NIS adalah perusahaan yang pertama kali membangun
jalur kereta api di Indonesia, yang menghubungkan Semarang dengan Surakarta dan
Yogyakarta. Gedung tua ini juga menjadi saksi bisu pertempuran antara Angkatan
Pemuda Kereta Api (AMKA) melawan penjajah Jepang.
Saat
memasuki pelataran Lawang Sewu anda akan melihat pelataran yang sangat luas.
Ada dua bangunan, masing – masing bangunan terdiri dari dua lantai. Kedua
bangunan tersebut memiliki lorong yang sangat panjang, dengan pintu dan jendela
yang sangat banyak tentunya. Bangunan Lawang Sewu dilengkapi dengan gedung
pertunjukan, gedung serbagua, mushola, smoking area, toilet, hingga ruang
menyusui. Pada waktu – waktu tertentu anda juga dapat menyaksikan pameran
lukisan disini.
Selanjutnya
kita memasuki ruangan bawah tanah. Area ini sangat gelap, lembab dan dingin.
Banyak tahanan yang meninggal dengan tragis disini atas siksaan yang mereka
alami. Berbagai ruangan bawah tanah seperti penjara jongkok, penjara berdiri,
ruang penyiksaan, sumur tua, dan lorong – lorong menyisakan ceritanya masing -
masing. Berbagai cerita mistik seputar Lawang Sewu sudah menjadi rahasia umum,
terutama bagi masyarakat Semarang. Saat saya mengunjungi Lawang Sewu, saya
tidak merasakan hal yang janggal sedikitpun. Bagaimana dengan anda? -
Debora
Komentar
Posting Komentar